DISRUPSI DIGITAL
Televisi Perlu Bersiasat agar Tetap Ditonton
Narasumber utama sekarang lebih suka berbicara dalam siniar di media sosial daripada berdialog di televisi.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2019%2F01%2F17%2F761899cb-6ed9-463d-a43e-30f7c5cd9e69_jpg.jpg)
Warga menonton debat pertama capres-cawapres melalui tayangan televisi di poskamling warga di Cengkareng, Jakarta, pertengahan Januari 2019.
JAKARTA, KOMPAS โ Disrupsi digital membuat kedudukan televisi mulai terganggu karena keberadaan media sosial mengubah kebiasaan masyarakat dalam memperoleh informasi dan hiburan. Penontonnya mulai berkurang dan narasumber pun mulai bergeser ke media sosial. Lembaga penyiaran publik dan swasta harus bersiasat agar bisa menghadapi perubahan ini.
Riset Indeks Kualitas Program Siaran Televisi (IKPSTV) yang dilakukan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) tahun 2023 menunjukkan, program siaran yang paling banyak ditonton masyarakat adalah infotainment dan sinetron. Padahal, kualitasnya hanya 2,8 untuk infotainment dan 2,7 untuk sinetron.