logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊRevolusi Baterai, Kontroversi ...
Iklan

Revolusi Baterai, Kontroversi Nikel, dan Masa Depan Teknologi

Masa depan baterai tidak akan bisa disetir oleh sumber daya alam yang terbatas, tetapi lebih pada riset dan teknologi.

Oleh
AHMAD ARIF
Β· 1 menit baca
Pengemudi ojek daring menukar aki motor listrik Gesit di stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum  Pertamina, Jalan Tentara Pelajar, Jakarta, Senin (23/10/2023). Pemberian insentif Rp 7 juta per orang untuk mengonversi sepeda motor berbahan bakar minyak ke listrik belum mengungkit minat masyarakat.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN (HAS)

Pengemudi ojek daring menukar aki motor listrik Gesit di stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum Pertamina, Jalan Tentara Pelajar, Jakarta, Senin (23/10/2023). Pemberian insentif Rp 7 juta per orang untuk mengonversi sepeda motor berbahan bakar minyak ke listrik belum mengungkit minat masyarakat.

Baterai pada dasarnya adalah sebuah reaktor kecil yang dapat menyimpan energi kimia untuk diubah menjadi listrik dan kemudian dialirkan ke berbagai perangkat lain. Teknologi baterai telah lama digunakan, tetapi baru belakangan dirasakan peran pentingnya dalam transformasi kehidupan modern.

Teknologi ini pertama ditemukan oleh fisikawan Italia, Alessandro Volta, pada tahun 1800 dan sejak itu inovasinya cenderung lambat. Bahkan, teknologi baterai berbahan timbal-asam, yang ditemukan pada 1859, masih menjadi teknologi yang digunakan untuk menghidupkan mobil bermesin pembakaran internal dan mesin lainnya hingga saat ini.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan