logo Kompas.id
HumanioraPenerapan Transisi Energi...
Iklan

Penerapan Transisi Energi Berkeadilan Perlu Sentuh Masyarakat Lapisan Terbawah

Transisi energi yang berkeadilan diharapkan bukan hanya jargon. Manfaatnya perlu menyentuh semua lapisan masyarakat.

Oleh
DEONISIA ARLINTA
· 1 menit baca
Sepeda motor listrik kini mendominasi kota-kota di China untuk mengurangi penggunaan energi fosil, seperti terlihat di kota Fuzhou, Fujian, Kamis (19/4/2018). Mereka juga mulai mengganti PLTU batubara dengan energi terbarukan, seperti energi surya.
KOMPAS/AHMAD ARIF

Sepeda motor listrik kini mendominasi kota-kota di China untuk mengurangi penggunaan energi fosil, seperti terlihat di kota Fuzhou, Fujian, Kamis (19/4/2018). Mereka juga mulai mengganti PLTU batubara dengan energi terbarukan, seperti energi surya.

JAKARTA, KOMPAS — Proses transisi energi yang berkeadilan tidak sekadar mempertimbangkan isu ekonomi, tetapi juga sosial dan lingkungan hidup. Penerapannya perlu dipastikan benar-benar menjalankan inklusivitas dan keadilan untuk semua kelompok masyarakat, termasuk kelompok masyarakat di lapisan bawah.

Guru Besar Bidang Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Dody Prayogo dalam diskusi yang diselenggarakan Komisi Ilmu Pengetahuan Dasar (KIPD) Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) bertajuk ”Perubahan Iklim dan Transisi Energi Berkeadilan”, di Jakarta, Kamis (18/1/2024), mengatakan, energi merupakan komoditas sosial politik yang strategis untuk memenuhi kebutuhan sosial darah semua golongan. Karena itu, kebijakan sosial perlu menjadi pertimbangan utama dalam penerapan transisi energi yang berkeadilan.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan