logo Kompas.id
HumanioraMenghidupkan ”Ratu Adil” lewat...
Iklan

Menghidupkan ”Ratu Adil” lewat Perlawanan Wong Cilik

Ratu Adil menjadi bayangan wong cilik tentang masa depan lebih baik. Ia sekaligus simbol harapan yang diperjuangkan.

Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
· 1 menit baca
Pemimpin Redaksi Harian <i>Kompas</i> Sutta Dharmasaputra, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Hilmar Farid, wartawan senior Sindhunata, dan moderator dari Gramedia Pustaka Utama Andi Tarigan (dari kiri ke kanan) hadir dalam bedah buku <i>Ratu Adil; Ramalan Jayabaya & Sejarah Perlawanan Wong Cilik,</i> di Bentara Budaya Jakarta, Jumat (12/1/2024).
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Pemimpin Redaksi Harian Kompas Sutta Dharmasaputra, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Hilmar Farid, wartawan senior Sindhunata, dan moderator dari Gramedia Pustaka Utama Andi Tarigan (dari kiri ke kanan) hadir dalam bedah buku Ratu Adil; Ramalan Jayabaya & Sejarah Perlawanan Wong Cilik, di Bentara Budaya Jakarta, Jumat (12/1/2024).

Konsep ”Ratu Adil” dalam beragam ekspresi menumbuhkan harapan bagi rakyat kecil untuk mengakhiri penderitaan. Harapan yang diperjuangkan lewat pemberontakan itu memang tidak selalu beroleh kemenangan. Namun, perlawanan wong cilik telah menghidupkan ”Ratu Adil” melalui harapan yang dengan setia dipelihara.

Lewat bukunya berjudul Ratu Adil: Ramalan Jayabaya & Sejarah Perlawanan Wong Cilik, wartawan senior Sindhunata tidak hanya mengajak pembaca merefleksikan penderitaan dan harapan rakyat jelata, tetapi juga kritik terhadap kekuasaan. Penguasa perlu diingatkan untuk membayar utang sejarah sehingga tidak lupa menyejahterakan masyarakat.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan