logo Kompas.id
โ€บ
Humanioraโ€บParadoks Perselingkuhan
Iklan

Paradoks Perselingkuhan

Meski menganut monogami, perselingkuhan banyak terjadi. Solusinya perlu dipikir masak, bukan hanya cerai atau memaafkan.

Oleh
MUCHAMAD ZAID WAHYUDI
ยท 1 menit baca
Teater Baru membawakan lakon Kisah Bunga Matahari di Gedung Kesenian Jakarta pada Jumat (18/10/2018) malam. Para pemain membawakan sketsa-sketsa yang menggambarkan potret kehidupan keseharian manusia urban yang "gila gadget", menghabiskan waktu di jalanan macet, di bawah tekanan ekonomi, dan diwarnai perselingkuhan.
KOMPAS/INDIRA PERMANASARI

Teater Baru membawakan lakon Kisah Bunga Matahari di Gedung Kesenian Jakarta pada Jumat (18/10/2018) malam. Para pemain membawakan sketsa-sketsa yang menggambarkan potret kehidupan keseharian manusia urban yang "gila gadget", menghabiskan waktu di jalanan macet, di bawah tekanan ekonomi, dan diwarnai perselingkuhan.

Akhir tahun 2023, media sosial diramaikan dengan isu perselingkuhan yang melibatkan profesi tertentu. Percakapan pasangan selingkuh itu di salah satu media sosial tersebar luas di platform lain. Hujatan, sindiran, hingga candaan pun bermunculan dari warganet dan pembuat konten mengingat salah satu pasangan selingkuh itu berstatus kawin dan terlihat memiliki keluarga bahagia.

Kasus itu bukanlah satu-satunya. Di media sosial banyak drama perselingkuhan diungkap, lengkap dengan video penggerebekannya. Ada istri mengadukan suaminya ke atasan karena kawin lagi tanpa izin, berbuat serong karena pasangannya tinggal berbeda kota, selingkuh dengan teman sekantor, hingga menduakan pacar karena tergoda orang lain yang lebih memberi rasa nyaman.

Editor:
ADHITYA RAMADHAN
Bagikan