logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊMengakhiri Epidemi HIV/AIDS
Iklan

Mengakhiri Epidemi HIV/AIDS

Obat dan terapi yang ada saat ini dinilai cukup untuk mencegah penularan HIV. Namun, memastikan obat itu bisa diakses orang dengan HIV dan kelompok rentan jadi masalah besar.

Oleh
MUCHAMAD ZAID WAHYUDI
Β· 1 menit baca
Aktivis mahasiswa dan sejumlah anggota LSM menggelar aksi solidaritas bagi orang dengan HIV/AIDS di Tugu Muda, Kota Semarang, Jawa Tengah,beberapa waktu lalu. Mereka mengampanyekan penghapusan sikap diskriminatif terhadap para pengidap HIV/AIDS.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Aktivis mahasiswa dan sejumlah anggota LSM menggelar aksi solidaritas bagi orang dengan HIV/AIDS di Tugu Muda, Kota Semarang, Jawa Tengah,beberapa waktu lalu. Mereka mengampanyekan penghapusan sikap diskriminatif terhadap para pengidap HIV/AIDS.

Sejak pertama kali terdeteksi tahun 1959 dan mencapai puncak penyebaran pada 1995, jumlah infeksi baru human immunodeficiency virus (HIV) terus menurun. Tahun 2030, epidemi HIV diharapkan berakhir sesuai target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Meski tidak mudah, berbagai obat dan terapi yang ada saat ini sebenarnya mampu mewujudkan impian itu.

Untuk mencapai target tersebut, Program Gabungan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk HIV/AIDS (UNAIDS) menggunakan strategi 95-95-95. Artinya, pada 2025, 95 persen orang dengan HIV (ODHIV) terdeteksi dan tahu status mereka, 95 persen ODHIV yang terdiagnosis mengonsumi obat terapi antiretroviral (ART), dan 95 persen ODHIV dengan ART mengalami penekanan jumlah virus.

Editor:
ADHITYA RAMADHAN
Bagikan