logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊTinggal Lama di Luar Angkasa...
Iklan

Tinggal Lama di Luar Angkasa Tingkatkan Risiko Disfungsi Ereksi

Gangguan disfungsi ereksi tetap muncul meski antariksawan sudah setahun kembali ke Bumi.

Oleh
MUCHAMAD ZAID WAHYUDI
Β· 1 menit baca
Antariksawan Drew Feustel (kanan) dan Ricky Arnold (kiri) dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) bersama Oleg Artemyev (tengah) dari Badan Antariksa Rusia (Roscosmos) tengah menjalani aktivitas sehari-hari di Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS). Mereka berada di ISS sejak 23 Maret-4 Oktober 2018 selama 197 hari. Studi terbaru menunjukkan tinggal lama di luar angkasa meningkatkan risiko disfungi ereksi pada antariksawan.
TANGKAPAN LAYAR NASA

Antariksawan Drew Feustel (kanan) dan Ricky Arnold (kiri) dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) bersama Oleg Artemyev (tengah) dari Badan Antariksa Rusia (Roscosmos) tengah menjalani aktivitas sehari-hari di Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS). Mereka berada di ISS sejak 23 Maret-4 Oktober 2018 selama 197 hari. Studi terbaru menunjukkan tinggal lama di luar angkasa meningkatkan risiko disfungi ereksi pada antariksawan.

Paparan radiasi kosmik, lingkungan tanpa bobot, hingga ketidakberdayaan karena hidup serba terbatas dan jauh dari Bumi meningkatkan risiko disfungsi ereksi pada antariksawan yang tinggal lama di luar angkasa. Meski konsumsi beberapa antioksidan bisa membantu mengatasi gangguan itu, efek ini perlu jadi perhatian seiring makin berkembangnya eksplorasi antariksa.

Saat industri antariksa bersiap mengirim antariksawan mengelilingi Bulan pada awal 2024 dan menuju Mars pada 2040, ekstremitas lingkungan luar angkasa yang berdampak pada kesehatan antariksawan perlu mendapat perhatian khusus. Eksplorasi antariksa dalam jangka panjang bisa memengaruhi kesehatan fisik, mental, hingga seksual antariksawan.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan