logo Kompas.id
HumanioraTeknologi ”Wolbachia” Bukan...
Iklan

Teknologi ”Wolbachia” Bukan Hasil Rekayasa Genetik

Peneliti nyamuk dengan bakteri ”Wolbachia” memastikan bakteri itu bukan hasil rekayasa genetik. Keamanan teknologi tersebut dalam penanganan dengue terbukti.

Oleh
DEONISIA ARLINTA
· 1 menit baca
World Mosquito Program memulai kegiatan kampanye metode <i>Wolbachia </i>untuk pengendalian dan pencegahan demam berdarah dengue di Bali, termasuk di Kota Denpasar. Bakteri <i>Wolbachia</i> dimasukkan dalam nyamuk <i>Aedes aegypti </i>sehingga menghambat perkembangan virus dengue pada nyamuk <i>Aedes aegypti</i>.
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA

World Mosquito Program memulai kegiatan kampanye metode Wolbachia untuk pengendalian dan pencegahan demam berdarah dengue di Bali, termasuk di Kota Denpasar. Bakteri Wolbachia dimasukkan dalam nyamuk Aedes aegypti sehingga menghambat perkembangan virus dengue pada nyamuk Aedes aegypti.

JAKARTA, KOMPAS — Nyamuk berbakteri Wolbachia semakin luas dimanfaatkan dalam upaya pengendalian demam berdarah dengue. Berbagai pengujian menunjukkan teknologi tersebut efektif untuk menekan kasus penularan dengue. Selain itu, keamanan penggunaan teknologi itu sudah dibuktikan. Peneliti memastikan teknologi Wolbachia yang dikembangkan bukan berdasarkan hasil rekayasa genetik.

Wolbachia bukan rekayasa genetik. Bakteri ini ada di lebih dari 50 persen serangga yang ada di sekitar kita. Jadi, Wolbachia itu merupakan bakteri alami yang saat dimasukkan ke telur nyamuk Aedes (aegypti) akan mengalami mekanisme yang menghambat perkembangan virus dengue,” kata peneliti utama riset nyamuk Wolbachia, Adi Utarini, dalam temu media yang diadakan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), di Jakarta, Senin (20/11/2023).

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan