KEBUDAYAAN
Memilih Nama Anak Melestarikan Kebudayaan
Nama-nama khas Indonesia, seperti Bima Sena, Wijanarka, Wibatsu, dan nama lainnya, memiliki nilai-nilai filosofis, tetapi semakin ditinggalkan.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F11%2F08%2F86e6ec3a-4a72-4e18-8886-9c8a7326d5e9_jpg.jpg)
Pengunjung bermain wayang bersama anaknya dalam Pekan Wayang 2022 yang diselenggarakan di ruang Serbaguna Gedung Pewayangan Kautaman TMII, Jakarta, Selasa (8/11/2022).
JAKARTA, KOMPAS โ Nama-nama generasi sekarang sudah jauh berbeda dengan nama-nama orang generasi lalu. Anak-anak kebanyakan sudah diberi nama oleh orangtuanya dengan nama yang terpengaruh budaya Barat. Sementara nama-nama khas Indonesia yang tidak kalah baik dan memiliki filosofi mulai ditinggalkan.
Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Restu Gunawan mengatakan, hal ini tidak salah, melainkan ada kekhawatiran nilai-nilai kebudayaan akan semakin runtuh jika nama-nama tersebut terputus. Padahal, nama-nama lokal, misalnya dari tokoh-tokoh wayang, juga memiliki arti yang baik yang bisa disematkan kepada anak.