logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊMeneladani Rumphius, Pahlawan ...
Iklan

Meneladani Rumphius, Pahlawan Pengetahuan yang Dilupakan

Catatan Rumphius tentang kekayaan alam di Maluku merupakan sebuah mahakarya. Rumphius tetap gigih menghasilkan catatan pengetahuan meskipun menghadapi banyak tantangan.

Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
Β· 1 menit baca
Buku <i>D'Amboinsche Rariteitkamer</i> karya ahli botani asal Jerman, Georgius Everhardus Rumphius (1627-1702), yang merupakan koleksi Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian Kementerian Pertanian ditampilkan dalam peluncuran buku <i>Kotak Keajaiban Benua Maritim: Ambon Abad XVII</i> terbitan Komunitas Bambu di Goethe-Institut Jakarta, Kamis (2/11/2023).
KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA

Buku D'Amboinsche Rariteitkamer karya ahli botani asal Jerman, Georgius Everhardus Rumphius (1627-1702), yang merupakan koleksi Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian Kementerian Pertanian ditampilkan dalam peluncuran buku Kotak Keajaiban Benua Maritim: Ambon Abad XVII terbitan Komunitas Bambu di Goethe-Institut Jakarta, Kamis (2/11/2023).

JAKARTA, KOMPAS β€” Meski namanya sering dilupakan, kontribusi ahli botani asal Jerman, Georgius Everhardus Rumphius (1627-1702), bagi ilmu pengetahuan tidak terbantahkan. Selama hampir setengah abad tinggal di Maluku, ia mencatat ribuan tanaman, kerang-kerangan, dan kekayaan alam di sana yang berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan.

Tiga tahun setelah Rumphius wafat, karyanya yang berjudul Ambonese Curiosity Cabinet terbit pada 1705. Lebih dari tiga dekade berselang, karyanya berjudul Ambonese Herbal terbit pada 1741.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan