logo Kompas.id
HumanioraProgram Gizi Memerlukan...
Iklan

Program Gizi Memerlukan Perencanaan Holistik

Pemenuhan gizi berdampak besar terhadap pembangunan sumber daya manusia. Oleh karena itu, program perbaikan gizi bukanlah pemborosan, melainkan investasi jangka panjang.

Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
· 1 menit baca
Sejumlah ilmuwan dari berbagai bidang berfoto bersama dalam Widjojo Nitisastro Memorial Lecture Ke-6 dengan tema ”Kelembagaan dan Kepemimpinan Gizi Nasional & Global dalam Pembangunan: Dari Christiaan Eijkman sampai Widjojo Nitisastro”, di Auditorium Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta, Selasa (17/10/2023). Kegiatan ini digelar oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI).
KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA

Sejumlah ilmuwan dari berbagai bidang berfoto bersama dalam Widjojo Nitisastro Memorial Lecture Ke-6 dengan tema ”Kelembagaan dan Kepemimpinan Gizi Nasional & Global dalam Pembangunan: Dari Christiaan Eijkman sampai Widjojo Nitisastro”, di Auditorium Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta, Selasa (17/10/2023). Kegiatan ini digelar oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI).

JAKARTA, KOMPAS — Penanggulangan masalah gizi tidak efektif jika hanya menggunakan pendekatan medis atau sistem pelayanan kesehatan. Program pemenuhan gizi memerlukan perencanaan holistik yang melibatkan berbagai sektor sehingga terintegrasi dengan perencanaan pembangunan nasional.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Kegizian Pengembangan Fortifikasi Pangan Indonesia Prof (Emeritus) Soekirman mengatakan, masalah gizi di dunia, termasuk di Indonesia, bukan hanya stunting (tengkes), tetapi juga anak kurus (wasting), dan kegemukan (overweight). Selain itu, terdapat masalah gizi mikro khususnya anemia pada ibu hamil.

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan