logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊMerdeka dari Krisis Beras di...
Iklan

Merdeka dari Krisis Beras di Pedalaman Mentawai

Di pedalaman Pulau Siberut, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, keluarga yang masih bertahan dengan sagu tak terganggu melambungnya harga beras.

Oleh
YOLA SASTRA, AHMAD ARIF
Β· 1 menit baca
Warga sedang memasukkan pati sagu dalam bambu untuk membuat sagu bakar bambu atau sagu kaobbuk di pedalaman Pulau Siberut di Dusun Bekkeiluk, Desa Muntei, Kecamatan Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Minggu (24/9/2023). Sagu, keladi, dan pisang merupakan makanan pokok masyarakat suku Mentawai di Pulau Siberut, Kepulauan Mentawai.
KOMPAS/YOLA SASTRA

Warga sedang memasukkan pati sagu dalam bambu untuk membuat sagu bakar bambu atau sagu kaobbuk di pedalaman Pulau Siberut di Dusun Bekkeiluk, Desa Muntei, Kecamatan Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Minggu (24/9/2023). Sagu, keladi, dan pisang merupakan makanan pokok masyarakat suku Mentawai di Pulau Siberut, Kepulauan Mentawai.

Lonjakan harga beras membuat masyarakat di pulau-pulau kecil tercekik karena mesti membayar lebih mahal. Namun, Parulian Sabaiket (47) tak ambil pusing dengan kenaikan harga beras itu. Ia beserta istri dan putranya masih setia mengonsumsi sagu dengan keladi dan pisang sebagai sampingan. Pangan lokal masyarakat suku Mentawai ini masih melimpah di ladang keluarganya.

”Kami memang dari dulu jarang makan beras, sebulan sekali, bahkan setahun sekali. Apalagi, sekarang harga beras mahal,” kata Parulian, warga Dusun Bekkeiluk, Desa Muntei, Kecamatan Siberut Selatan, yang ditemui pada Minggu (24/9/2023).

Editor:
ADHITYA RAMADHAN
Bagikan