logo Kompas.id
โ€บ
Humanioraโ€บSublimasi Kopi, dari...
Iklan

Sublimasi Kopi, dari Menyakitkan Menjadi Menyenangkan

Kopi memiliki sejarah kelam. Tanaman itu tumbuh dari keringat petani korban tanam paksa di era kolonial Belanda. Pameran Road to Max Havelaar merangkumnya dalam karya seni rupa.

Oleh
STEPHANUS ARANDITIO
ยท 1 menit baca
Pengunjung mengamati karya berjudul Arek Tengger Panen Kopi oleh Bambang Sudarto dalam pameran seni rupa dan perjalanan kopi Indonesia, Road to Max Havelaar, di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (5/10/2023).
KOMPAS/ADRYAN YOGA PARAMADWYA

Pengunjung mengamati karya berjudul Arek Tengger Panen Kopi oleh Bambang Sudarto dalam pameran seni rupa dan perjalanan kopi Indonesia, Road to Max Havelaar, di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (5/10/2023).

JAKARTA, KOMPAS โ€” Kopi yang menjadi bagian dari gaya hidup anak muda hari ini dapat diseruput melalui perjuangan panjang. Kopi tumbuh dari keringat para petani korban tanam paksa di era kolonial Belanda. Ke depan, kopi Indonesia harus dikenal sebagai hal yang membanggakan sekaligus menyenangkan.

Hal itu mengemuka dari pameran seni rupa bertajuk โ€Road to Max Havelaarโ€ oleh 14 perupa di Bentara Budaya Jakarta pada 5-9 Oktober 2023. Inspirasi pameran ini datang dari buku Max Havelaar karya Multatuli pada tahun 1860, penulis asal Belanda dengan nama asli Eduard Douwes Dekker.

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan