logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊPembaruan Seni Tradisi Jadi...
Iklan

Pembaruan Seni Tradisi Jadi Jalan Keluar

Tradisi sebenarnya tidak bersifat statis. Perjumpaan dengan lapisan-lapisan peradaban melahirkan kebudayaan hibrida.

Oleh
Tim Kompas
Β· 1 menit baca
Sekolah Pedalangan Wayang Sasak bersama WaftLab menampilkan pertunjukan wayang bertajuk Pertale Gumi atau Dunia dalam Lipatan dalam rangkaian Festival Komunitas Seni Media 2023: Tanah Dialektika di Taman Budaya Nusa Tenggara Barat di Mataram, Senin (5/9/2023) malam. Pertunjukan itu mengolaborasikan wayang tradisi dan wayang modern menggunakan kecerdasan buatan menjadi tontotan yang menarik dan diapresiasi penonton.
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA

Sekolah Pedalangan Wayang Sasak bersama WaftLab menampilkan pertunjukan wayang bertajuk Pertale Gumi atau Dunia dalam Lipatan dalam rangkaian Festival Komunitas Seni Media 2023: Tanah Dialektika di Taman Budaya Nusa Tenggara Barat di Mataram, Senin (5/9/2023) malam. Pertunjukan itu mengolaborasikan wayang tradisi dan wayang modern menggunakan kecerdasan buatan menjadi tontotan yang menarik dan diapresiasi penonton.

JAKARTA, KOMPAS β€” Seni tradisi dalam bentuknya yang konvensional saat ini sulit untuk bertahan. Dalam kondisi seperti sekarang, langkah pembaruan tidak terelakkan agar seni tradisi bisa beradaptasi dengan perubahan zaman.

Direktur Jenderal Kebudayaan pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Hilmar Farid berpendapat, pembaruan bisa dilakukan antara lain dengan pengekspresian seni tradisi secara lebih modern, misalnya dengan penggunaan video atau internet untuk seni pertunjukan, seni gerak, dan seni visual.

Editor:
BUDI SUWARNA
Bagikan