logo Kompas.id
HumanioraStarlink Bukanlah ”Starling”
Iklan

Starlink Bukanlah ”Starling”

Indonesia berpotensi kehilangan kedaulatan sibernya jika satelit Starlink diberi kesempatan melayani langsung masyarakat Indonesia.

Oleh
MUCHAMAD ZAID WAHYUDI
· 1 menit baca
Satelit Starlink yang akan menjadi satelit penyedia internet di seluruh penjuru bumi. Starlink adalah perusahaan satelit milik SpaceX yang berambisi untuk membentuk megakonstelasi satelit yang terdiri atas 42.000 satelit Starlink. Saat ini, sudah ada 1.800-an satelit Starlink yang mengorbit di ketinggian 550 kilometer dari bumi.
SPACEX/SPACE.SKYROCKET.DE

Satelit Starlink yang akan menjadi satelit penyedia internet di seluruh penjuru bumi. Starlink adalah perusahaan satelit milik SpaceX yang berambisi untuk membentuk megakonstelasi satelit yang terdiri atas 42.000 satelit Starlink. Saat ini, sudah ada 1.800-an satelit Starlink yang mengorbit di ketinggian 550 kilometer dari bumi.

Pemerintah telah memberikan hak labuh Satelit Starlink ke Telkomsat pada Juni 2022. Sejak saat itu, Starlink sudah melayani sejumlah konsumen via Telkomsat, termasuk mereka yang tinggal di daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal atau 3T. Namun, Starlink tetap ingin bisa menjual langsung layanannya ke konsumen hingga menimbukan pro-kontra di masyarakat.

Perdebatan tentang Starlink kembali mengemuka setelah pertemuan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dengan bos SpaceX, induk perusahaan Starlink, Elon Musk, di Amerika Serikat awal Agustus 2023. Budi menjajaki kerja sama dengan Starlink untuk melayani internet di puskesmas yang ada di daerah 3T.

Editor:
ADHITYA RAMADHAN
Bagikan