logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊKampus Merdeka Mandiri di...
Iklan

Kampus Merdeka Mandiri di Perguruan Tinggi Diakselerasi

Merdeka Belajar Kampus Merdeka diyakini mampu menyiapkan lulusan perguruan tinggi yang relevan dengan kebutuhan dan zaman. Namun, program Kampus Merdeka juga harus dikembangkan tiap perguruan tinggi secara mandiri.

Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
Β· 1 menit baca
Sejumlah mahasiswa Universitas Musamus di Kabupaten Merauke, Papua Selatan, menjalankan program magang Kampus Merdeka secara mandiri di perusahaan Grup Medco Papua di Kampung Wapeko, Distrik Kurik, selama tiga bulan. Program Kampus Merdeka Mandiri dijalankan kampus untuk memenuhi hak belajar siswa di luar kampus lewat berbagai program, salah satunya magang di perusahaan.
KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU

Sejumlah mahasiswa Universitas Musamus di Kabupaten Merauke, Papua Selatan, menjalankan program magang Kampus Merdeka secara mandiri di perusahaan Grup Medco Papua di Kampung Wapeko, Distrik Kurik, selama tiga bulan. Program Kampus Merdeka Mandiri dijalankan kampus untuk memenuhi hak belajar siswa di luar kampus lewat berbagai program, salah satunya magang di perusahaan.

JAKARTA, KOMPAS β€” Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau MBKM yang mendukung mahasiswa mendapatkan hak belajar di luar kampus dengan pengakuan satuan kredit semester perlu diakselerasi. Untuk itu, tiap perguruan tinggi diminta mulai mengembangkan MBKM mandiri tanpa campur tangan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Hingga kini, baru sekitar 760.000 mahasiswa menikmati program MBKM unggulan atau flagship yang digelar oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ataupun mandiri oleh perguruan tinggi. Padahal, jumlah mahasiswa di seluruh Indonesia mencapai 9,8 juta orang yang tersebar di 4.477 perguruan tinggi.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan