logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊGenjring Akrobat, Perkasa di...
Iklan

Genjring Akrobat, Perkasa di Panggung tetapi Kalah pada Kehidupan

Kesenian khas Cirebon dan Indramayu, genjring akrobat, pernah membuat pelakunya sejahtera. Kini, zaman berganti. Pelakunya susah payah menghidupi diri sendiri. Kesenian itu sangat rawan punah.

Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
Β· 1 menit baca
 Karsinih (60) mengangkat dan memutar sebuah kotak dengan kedua kakinya saat mencontohkan bagian pertunjukan genjring akrobat di Desa Bayalangu Kidul, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Minggu (17/9/2023). Genjring akrobat adalah salah satu kesenian tradisi di Cirebon yang memadukan tabuhan genjring dengan atraksi bak sirkus.
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI

Karsinih (60) mengangkat dan memutar sebuah kotak dengan kedua kakinya saat mencontohkan bagian pertunjukan genjring akrobat di Desa Bayalangu Kidul, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Minggu (17/9/2023). Genjring akrobat adalah salah satu kesenian tradisi di Cirebon yang memadukan tabuhan genjring dengan atraksi bak sirkus.

Puluhan tahun silam, seni tradisi genjring akrobat yang memadukan tabuhan genjring dan atraksi setia menghibur penonton di Cirebon dan sekitarnya. Alih-alih berakrobat di panggung, para pemainnya kini bertarung pada kerasnya kehidupan.

Karsinih sudah berusia lebih dari 60 tahun. Fisik perempuan ini mulai renta. Jangankan berlari, bangkit dari duduknya saja ia susah payah. Namun, anggota grup genjring putri Kuda Kecil pimpinan Lilis Kasiri itu masih perkasa ketika mencontohkan bagian atraksi mengangkat beban.

Editor:
CORNELIUS HELMY HERLAMBANG
Bagikan