Mitigasi Iklim dan Tetap Sehat dengan Meninggalkan Daging
Dampak buruk perubahan iklim telah mengancam ketersediaan pangan kita. Pada saat yang sama, produksi pangan menjadi penyebab utama krisis ini. Diperlukan transformasi sistem pangan untuk keluar dari krisis ini.
Pangan dan perubahan iklim memiliki interaksi timbal balik. Di satu sisi, perubahan iklim telah menurunkan ketahanan pangan melalui peningkatan suhu, perubahan pola curah hujan, dan frekuensi kejadian ekstrem yang lebih sering. Di sisi lain, sektor pertanian dan penggunaan lahan telah menyumbang sekitar 24 persen dari total emisi gas rumah kaca, selain pemicu utama hilangnya keanekaragaman hayati.
Penelitian terbaru Marta Korzicka dari International Institute for Applied Systems Analysis (IIASA), Austria, dan tim di Nature Communications pada Selasa (12/9/2023), memberikan perspektif menarik. Kita mesti memilih pangan yang lebih efisien dalam memenuhi kebutuhan energi sekaligus memiliki jejak karbon terendah, yaitu dengan mengurangi daging dan beralih ke nabati.