logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊIntegrasi Konservasi Hutan...
Iklan

Integrasi Konservasi Hutan dengan PLTU Perlu Kehati-hatian

Semua pihak perlu menjaga kelestarian hutan di samping mengembangkan proyek PLTU. Oleh karena itu, integrasi konservasi hutan dalam PLTU untuk energi terbarukan perlu perencanaan matang.

Oleh
PRADIPTA PANDU
Β· 1 menit baca
Potret dari udara padang savana yang menyelimuti perbukitan di kawasan Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Senin (1/2/2021). Alam Sumba yang khas membuatnya berpotensi untuk dibangun taman energi terbarukan yang meliputi pembangkit listrik tenaga mikrohidro, pembangkit listrik tenaga bayu, pembangkit listrik tenaga surya, dan pembangkit listrik tenaga biomassa.
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO (WAK)

Potret dari udara padang savana yang menyelimuti perbukitan di kawasan Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Senin (1/2/2021). Alam Sumba yang khas membuatnya berpotensi untuk dibangun taman energi terbarukan yang meliputi pembangkit listrik tenaga mikrohidro, pembangkit listrik tenaga bayu, pembangkit listrik tenaga surya, dan pembangkit listrik tenaga biomassa.

JAKARTA, KOMPAS β€” Pengembangan pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU dengan bahan bakar utama biomassa kini terus digencarkan sebagai pengganti energi fosil khususnya batubara. Pengembangan ini diyakini dapat mengintegrasikan konservasi hutan. Namun, integrasi konservasi hutan dalam PLTU untuk energi terbarukan ini harus memperhatikan aspek kehati-hatian dan memerlukan perencanaan yang matang.

Guru Besar Ilmu Kehutanan Universitas Sumatera Utara (USU) Rahmawaty mengemukakan, energi terbarukan merupakan solusi yang menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan energi dunia. Transisi menuju penggunaan energi terbarukan ini perlu dilakukan di tengah keprihatinan terhadap degradasi lingkungan dan keterbatasan sumber daya alam.

Editor:
DENTY PIAWAI NASTITIE
Bagikan