Nilai Kewargaan Indonesia Masih Lemah
Semangat Jan Djong melawan sisa-sisa feodalisme pascapenjajahan, yakni kekuasaan Raja Sikka dan gereja di Maumere, tetap relevan sampai saat ini. Masih banyak kebijakan lahir tanpa mengindahkan partisipasi rakyat.
JAKARTA, KOMPAS β Buku Kewargaan Pascakolonial di Indonesia; Sebuah Sejarah Populer karya Gerry van Klinken menggambarkan masih lemahnya nilai-nilai kewargaan Indonesia karena kekuasaan pejabat yang belum melibatkan rakyat sebagai elemen penting dalam demokrasi. Perjuangan Jan Djong di Maumere yang diangkat buku ini masih relevan. Banyak regulasi yang lahir baru-baru ini dinilai mengesampingkan kepentingan rakyat.
Guru Besar Emeritus bidang Sejarah Asia Tenggara di Universitas Amsterdam, Belanda, dan Universitas Queensland, Australia, ini mengulas perjuangan Jan Djong, seorang aktivis dan mantan Camat Kewapante di Maumere, Nusa Tenggara Timur, pada 1950-an. Jan Djong melawan sisa-sisa feodalisme pascapenjajahan, yakni kekuasaan Raja Sikka dan gereja yang monolitik saat itu yang hanya membuat kebijakan elitis.