logo Kompas.id
HumanioraMerawat Zikir Berdah agar Tak ...
Iklan

Merawat Zikir Berdah agar Tak Punah

Pelestarian kesenian tradisional sejatinya bertumpu pada anak muda. Namun, saat ini tak banyak anak muda yang terlibat atau kenal dengan kesenian tersebut.

Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
· 1 menit baca
Tabuhan rebana zikir berdah mengiringi rangkaian syair-syair magis di Desa Jambi Tulo, Kecamatan Maro Sebo, Muaro Jambi, di pengujung tahun, Sabtu (31/12/2022). Tradisi Melayu tua itu mengantar masyarakat bersukacita memasuki tahun baru 2023.
KOMPAS/IRMA TAMBUNAN

Tabuhan rebana zikir berdah mengiringi rangkaian syair-syair magis di Desa Jambi Tulo, Kecamatan Maro Sebo, Muaro Jambi, di pengujung tahun, Sabtu (31/12/2022). Tradisi Melayu tua itu mengantar masyarakat bersukacita memasuki tahun baru 2023.

Sama seperti kesenian tradisional lain di Indonesia, kesenian zikir berdah sedang krisis penerus. Kehadiran anak muda, walau sedikit, meniupkan harapan agar kesenian ini tak lekas hilang dimakan zaman.

Sambawi Haji Abu Bakar (69) langsung semringah saat ditanyai, ”zikir berdah itu apa, Datuk?” Sambawi—yang kerap dipanggil Datuk—tak langsung menjelaskan. Ia menukas, ”Tunggu, ya, kita ambil (rebana) dulu.”

Editor:
ADHITYA RAMADHAN
Bagikan