logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊBedah Saraf Anak Belum Banyak ...
Iklan

Bedah Saraf Anak Belum Banyak Dikenal

Penyakit terkait bedah saraf anak di Indonesia belum banyak dikenal oleh tenaga kesehatan di fasilitas layanan kesehatan terdepan. Pengenalan bedah saraf anak akan meningkatkan kualitas layanan kepada pasien.

Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
Β· 1 menit baca
Komite Neuropediatrik Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia (Perspebsi), menggelar International Society for Pediatric Neurosurgery (ISPN) pada Jumat hingga Minggu (16-18/6/2023) di Rumah Sakit Yarsi dan Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi di Jakarta. Acara ISPN Educational Course 2023 yang keempat kalinya di Indonesia ini dihadiri delapan pembicara yang berasal dari Brasil, Amerika Serikat, Singapura, India, Israel, Italia, Australia, dan Filipina untuk semakin mengenalkan bedah saraf anak.
DOKUMENTASI UNIVERSITAS YARSI

Komite Neuropediatrik Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia (Perspebsi), menggelar International Society for Pediatric Neurosurgery (ISPN) pada Jumat hingga Minggu (16-18/6/2023) di Rumah Sakit Yarsi dan Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi di Jakarta. Acara ISPN Educational Course 2023 yang keempat kalinya di Indonesia ini dihadiri delapan pembicara yang berasal dari Brasil, Amerika Serikat, Singapura, India, Israel, Italia, Australia, dan Filipina untuk semakin mengenalkan bedah saraf anak.

JAKARTA, KOMPAS β€” Pengenalan penyakit terkait dengan bedah saraf anak perlu diperkuat, mulai dari garis depan layanan kesehatan. Dokter umum, dokter anak, dokter bedah, dokter radiologi, dan dokter spesialis lainnya perlu memahami bedah saraf anak guna meningkatkan kualitas layanan kesehatan pada anak.

Saat ini, di Indonesia, baru ada 21 konsultan subspesialis bedah saraf anak dan 9 fellow dari sekitar 450 dokter bedah saraf. Pendidikan subspesialis bedah saraf akan terus dikembangkan sehingga dapat menghasilkan lebih banyak lagi tenaga subspesialis dari dalam negeri.

Editor:
ADHITYA RAMADHAN
Bagikan