Panduan Penerapan Kecerdasan Buatan di Lembaga Pendidikan Minim
Menurut survei UNESCO, kurang dari 10 persen institusi pendidikan mempunyai panduan pemakaian aplikasi AI. Pemanfaatan kecerdasan buatan perlu mempertimbangkan risiko pelanggaran regulasi, plagiasi, dan etika akademik.
JAKARTA, KOMPAS β Teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) terus berkembang dan penggunaanya semakin masif, termasuk dalam dunia pendidikan. Namun, survei global Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menunjukkan, panduan penerapan kecerdasan buatan di lembaga pendidikan masih sangat minim.
Survei yang dilakukan pada 4-19 Mei 2023 itu melibatkan lebih dari 450 sekolah dan universitas di Afrika, Timur Tengah, Asia, Pasifik, Eropa, Amerika Utara, serta Amerika Latin. Hasilnya, kurang dari 10 persen institusi pendidikan yang mempunyai kebijakan kelembagaan atau panduan formal mengenai pemakaian aplikasi AI generatif.