logo Kompas.id
โ€บ
Humanioraโ€บWaspadai Eksaserbasi, Gejala...
Iklan

Waspadai Eksaserbasi, Gejala Lanjutan dari Paru Obstruktif Kronis

Deteksi serta penanganan penyakit paru obstruktif kronis yang terlambat dapat berisiko menyebabkan perburukan pada pasien berupa eksaserbasi PPOK. Kondisi eksaserbasi ini berisiko menyebabkan disabilitas hingga kematian.

Oleh
DEONISIA ARLINTA
ยท 1 menit baca
Seorang pengunjung melakukan pemeriksaan fungsi paru dengan spirometri di sela-sela kegiatan hari bebas kendaraan di Jakarta, Minggu (15/12/2019). Dalam kegiatan ini diselenggarakan juga program edukasi terkait pencegahan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
DEONISIA ARLINTA

Seorang pengunjung melakukan pemeriksaan fungsi paru dengan spirometri di sela-sela kegiatan hari bebas kendaraan di Jakarta, Minggu (15/12/2019). Dalam kegiatan ini diselenggarakan juga program edukasi terkait pencegahan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

JAKARTA, KOMPASโ€“ Penyakit paru obstruktif kronis seringkali terlambat terdeteksi. Biasanya, pasien baru menyadari gangguan yang dialami ketika kondisi yang dialami bertambah buruk yang ditandai dengan eksaserbasi. Pada kondisi tersebut, penanganan lebih sulit dengan risiko perburukan yang semakin besar.

Anggota Kelompok Kerja Asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Triya Damayanti mengatakan, gejala PPOK seringkali diremehkan karena pasien keliru menganggap gejala yang dialami merupakan proses normal dari penuaan atau gejala yang biasa terjadi akibat kebiasaan merokok. Akibatnya, pasien pun tidak segera meminta pertolongan medis sampai akhirnya gejala yang dialami semakin buruk.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan