logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊPolisi Didesak Usut Kematian...
Iklan

Polisi Didesak Usut Kematian Perempuan Pendeta di Maluku

Kekerasan dalam rumah tangga masih terus menjadi momok bagi perempuan. Tak peduli apa pun profesinya, sejumlah perempuan menjadi korban KDRT. Sosialisasi dan implementasi UU tentang Penghapusan KDRT sangat penting.

Oleh
SONYA HELLEN SINOMBOR, FRANSISKUS PATI HERIN
Β· 1 menit baca
Perahu motor milik nelayan asal Pulau Lirang, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku, yang menjadi sarana transportasi ke Dili, ibu kota Timor-Leste, awal April 2016.
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN

Perahu motor milik nelayan asal Pulau Lirang, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku, yang menjadi sarana transportasi ke Dili, ibu kota Timor-Leste, awal April 2016.

JAKARTA, KOMPAS β€” Kepolisian Daerah Maluku diminta untuk mengusut kematian FSG, perempuan pendeta di wilayah Maluku Barat Daya. FSG yang sehari-hari menjabat ketua majelis jemaat di salah satu klasis Gereja Protestan Maluku, akhir Maret 2023 lalu ditemukan meninggal dengan cara gantung diri di pastori atau rumah untuk pendeta.

Kematian FSG mengundang keprihatinan mendalam dan pertanyaan dari sejumlah kalangan, terutama teman-teman kuliahnya, karena diduga ada ketidakwajaran dalam kematiannya. Apalagi sebelumnya, FSG yang dikenal teman-temannya dengan panggilan FLO memiliki anak yang baru berusia satu tahun. Ia juga diketahui mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan