logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊMengubah Pola Pikir Laki-laki ...
Iklan

Mengubah Pola Pikir Laki-laki Demi Keberlanjutan Penurunan Tengkes

Program pencepatan penurunan tengkes yang dijalankan pemerintah lebih banyak menyasar remaja putri dan perempuan. Sejatinya, laki-laki memiliki peran dan tanggung jawab yang sama dengan perempuan dalam pengasuhan anak.

Oleh
MUCHAMAD ZAID WAHYUDI
Β· 1 menit baca
Anak-anak pedagang oleh-oleh mengobrol sembari menawarkan dagangan mereka dengan seorang wisatawan di kawasan Kuta, Mandalika, Pujut, Lombok Tengah, Jumat (10/2/2023). NTB, khususnya Lombok saat ini tengah menghadapi masalah tengkes atau stunting pada anak yang membutuhkan kerjasama berbagai pihak untuk menuntaskannya.
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA

Anak-anak pedagang oleh-oleh mengobrol sembari menawarkan dagangan mereka dengan seorang wisatawan di kawasan Kuta, Mandalika, Pujut, Lombok Tengah, Jumat (10/2/2023). NTB, khususnya Lombok saat ini tengah menghadapi masalah tengkes atau stunting pada anak yang membutuhkan kerjasama berbagai pihak untuk menuntaskannya.

Dari 2019 sampai 2024, pemerintah menargetkan memangkas separuh jumlah anak balita tengkes. Berbagai program dijalankan agar prevalensi tengkes turun lebih dari 3 persen setiap tahun. Namun, sebagian besar program itu lebih menyasar perempuan dan kaum ibu sehingga makin membebani perempuan. Tanpa keterlibatan penuh laki-laki, penurunan angka tengkes sulit berkelanjutan.

Prevalensi balita tengkes atau stunting tahun 2019 masih mencapai 27,7 persen atau sekitar 6,5 juta anak. Jumlah itu sudah turun signifikan karena prevalensi dari 2007-2013 masih berkisar antara 35-37 persen. Tahun 2022 lalu, prevalensi tengkes kembali turun menjadi 21,6 persen. Namun, itu masih di atas standar prevalensi anak tengkes per negara yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 20 persen.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan