Hutan, Pangan, dan Perubahan Iklim
Emisi gas rumah kaca di Indonesia sejauh ini bersumber utama dari sektor kehutanan dan pertanian. Di sisi lain, pemanfaatan kedua sektor itu melalui sistem agroforestri berpotensi membantu memenuhi target penurunan emisi
Sektor kehutanan dan tata guna lahan untuk pertanian telah menjadi penyumbang terbesar emisi karbon di Indonesia. Reformasi di dua sektor ini menjadi kunci untuk mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca nasional sebebesar 31,89 persen pada 2030 dengan upaya sendiri. Sistem wanatani berpotensimembantu memenuhi target penurunan emisi gas rumah kaca, sekaligus membantu menyediakan kebutuhan pangan.
Laporan sintesis terbaru Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) yang dikeluarkan pekan lalu telah menyoroti kebutuhan kritis untuk mengubah sistem pemenuhan pangan guna memitigasi dan beradaptasi dengan perubahan iklim. Laporan ini juga menggarisbawahi bahwa 22 persen emisi gas rumah kaca (GRK) global saat ini berasal dari pertanian, kehutanan, dan penggunaan lahan.