logo Kompas.id
HumanioraNovel ”Rasina”, Jembatan...
Iklan

Novel ”Rasina”, Jembatan Mempelajari Sejarah Kelam Penjajahan

Terdengar olehku perintah dari mandor kulit hitam untuk semua rumah yang menyimpan budak. Kini, seluruh jalan dipenuhi warna cokelat tubuh-tubuh telanjang berbalur minyak yang berkilat-kilat tertimpa sinar matahari.

Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
· 1 menit baca
Suasana peluncuran novel berjudul "Rasina" karya Iksaka Banu di Bentara Budaya Jakarta, Jumat (10/3/2023) sore. Buku setebal 579 halaman itu diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG).
KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA

Suasana peluncuran novel berjudul "Rasina" karya Iksaka Banu di Bentara Budaya Jakarta, Jumat (10/3/2023) sore. Buku setebal 579 halaman itu diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG).

JAKARTA, KOMPAS – Masa penjajahan Belanda sarat dengan kekerasan dan kekejaman, salah satunya dalam praktik perbudakan. Novel “Rasina” karya Iksaka Banu menjadi jembatan kecil bagi generasi saat ini agar tidak melupakan sejarah kelam tersebut.

Rasina diceritakan sebagai seorang budak bisu. Leluhurnya menjadi korban pembantaian massal saat VOC (persekutuan dagang asal Belanda) berupaya membangun monopoli perdagangan di Banda, Maluku, pada 1621.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan