logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊPendidikan Vokasi Masih...
Iklan

Pendidikan Vokasi Masih Sumbang Pengangguran, Industri Turun Tangan

Pendidikan vokasi diandalkan untuk mempersiapkan lulusan yang siap kerja. Namun, kompetensi lulusan pendidikan vokasi di Indonesia masih belum sesuai harapan sehingga menyumbang pengangguran.

Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
Β· 1 menit baca
Peserta magang dari diploma dan S-1 dari sejumlah perguruan tinggi dan sekolah vokasi merakit rancangan mekanik dalam proyeknya di pabrik PT Akebono Brake Astra Indonesia, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (6/2/2023). Magang di industri memberi keuntungan bagi perusahaan dengan penyerapan perkembangan teknologi terbaru yang diajarkan di almamater.
KOMPAS/RIZA FATHONI

Peserta magang dari diploma dan S-1 dari sejumlah perguruan tinggi dan sekolah vokasi merakit rancangan mekanik dalam proyeknya di pabrik PT Akebono Brake Astra Indonesia, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (6/2/2023). Magang di industri memberi keuntungan bagi perusahaan dengan penyerapan perkembangan teknologi terbaru yang diajarkan di almamater.

JAKARTA, KOMPAS β€” Pendidikan vokasi jenjang menengah dan tinggi ditujukan untuk menyediakan lulusan yang siap kerja di dunia usaha dan dunia industri atau DUDI, selain dapat memilih menjadi wirausaha dan melanjutkan kuliah. Namun, sistem pendidikan vokasi Indonesia yang dinilai belum jelas arahnya justru menjadi penyumbang pengangguran yang konsisten tiap tahunnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, penyumbang terbesar tingkat pengangguran terbuka dari sektor pendidikan tahun 2019-2021 adalah lulusan SMK dan diploma (vokasi). Lulusan dari jenjang SMK menjadi penyumbang pengganguran terbuka terbanyak, dengan kisaran 10-14 persen, lalu diploma di kisaran 6-8 persen, sedangkan universitas 6-7 persen. Adapun jenjang SMP ke bawah berkisar 2-6 persen.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan