logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊDongeng, Tradisi Lisan Sejuta ...
Iklan

Dongeng, Tradisi Lisan Sejuta Manfaat

Mendongeng tidak hanya bermanfaat untuk membangun kedekatan orangtua dengan anak. Mendongeng juga sarana mewariskan budi baik dan pengetahuan.

Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
Β· 1 menit baca
Suasana pembacaan dongeng di Museum Seni Modern dan Kontemporer di Nusantara (MACAN), Jakarta, Sabtu (28/1/2023). Acara ini tidak hanya dihadiri oleh anak-anak, tetapi juga pemuda-pemudi serta orang dewasa. Dongeng dibawakan oleh musisi Reda Gaudiamo yang juga penulis buku serial anak <i>Na Willa</i>. Cerita di buku itu dicuplik dari berbagai pengalaman masa kecil Reda.
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI

Suasana pembacaan dongeng di Museum Seni Modern dan Kontemporer di Nusantara (MACAN), Jakarta, Sabtu (28/1/2023). Acara ini tidak hanya dihadiri oleh anak-anak, tetapi juga pemuda-pemudi serta orang dewasa. Dongeng dibawakan oleh musisi Reda Gaudiamo yang juga penulis buku serial anak Na Willa. Cerita di buku itu dicuplik dari berbagai pengalaman masa kecil Reda.

Dongeng, cerita rakyat, hingga mitos adalah produk tradisi lisan yang usianya mungkin jauh di atas usia pembaca. Kisah-kisah itu diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang yang, jika ditelaah, isinya mengajarkan budi pekerti hingga ilmu pengetahuan. Hingga kini, mendongeng masih jadi jurus jitu untuk media pendidikan.

Area tengah Museum Seni Modern dan Kontemporer di Nusantara (MACAN), Jakarta, pada Sabtu (28/1/2023) sore ramai oleh orang-orang dari segala usia. Ada anak-anak, pemuda-pemudi, hingga yang rambutnya beruban. Mereka melingkari panggung yang kala itu diisi oleh musisi sekaligus penyanyi Reda Gaudiamo.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan