logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊCinta yang Posesif dan...
Iklan

Cinta yang Posesif dan Protektif

Sebagian orang Indonesia begitu mencintai kebudayaannya sehingga tak segan membela budaya yang "diusik" pihak lain. Namun, apa rasa cinta itu sudah tepat?

Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
Β· 1 menit baca
Kesenian Reog Ponorogo ditampilkan memeriahkan Pondok Aren Berkibar di Setu Parigi, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (18/8/2022). Kegiatan ini digelar untuk memeriahkan HUT ke-77 Kemerdekaan Indonesia. KOMPAS/HERU SRI KUMORO 18-08-2022
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Kesenian Reog Ponorogo ditampilkan memeriahkan Pondok Aren Berkibar di Setu Parigi, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (18/8/2022). Kegiatan ini digelar untuk memeriahkan HUT ke-77 Kemerdekaan Indonesia. KOMPAS/HERU SRI KUMORO 18-08-2022

Pola interaksi sebagian orang Indonesia dengan budayanya terbaca dari beberapa kejadian tahun ini. Saat diusik, mereka bakal marah-marah dan memeluk erat budayanya, misalnya saat diklaim negara tetangga. Pokoknya protektif dan posesif abis. Ibarat orang pacaran, ini mungkin termasuk toxic relationship.

Pada April 2022, publik bereaksi saat Malaysia diisukan bakal mengajukan reog sebagai warisan budaya tak benda ke Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). Publik tidak terima lantaran reog adalah kesenian dari Ponorogo, Jawa Timur.

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan