Batik Lasem Jajaki Pemasaran melalui ”Metaverse”
Melalui ”metaverse” atau ruang tiga dimensi, konsumen batik bisa merasakan seperti datang dan melihat kain batik secara langsung meskipun mereka hanya menyaksikan lewat virtual.
![Perajin menyelesaikan pembuatan kain batik di kawasan Pecinan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Rabu (26/1/2022). Dari setiap helai kain batik tulis ini, mereka selesaikan dalam waktu beberapa hari.](https://cdn-assetd.kompas.id/H5Q0-r8Lr6JEOdOUebYnjRdbWzg=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F01%2F26%2F3603902d-9bb1-4809-807f-ea64a36029f5_jpg.jpg)
Perajin menyelesaikan pembuatan kain batik di kawasan Pecinan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Rabu (26/1/2022). Dari setiap helai kain batik tulis ini, mereka selesaikan dalam waktu beberapa hari.
JAKARTA, KOMPAS — Pengusaha batik terus berinovasi memasarkan produk mereka secara daring, seperti melalui media sosial dan situs di internet. Tidak hanya itu, para perajin batik di Lasem, Rembang, Jawa Tengah, juga mulai menjajaki dunia virtual atau metaverse.
Saat Covid-19 mewabah, para perajin batik merasakan kunjungan wisatawan ke daerah batik di Lasem berkurang drastis. Akibatnya, penjualan kain batik berkurang.