logo Kompas.id
›
Humaniora›Tak Kenal Lelah, Pelajar ...
Iklan

Tak Kenal Lelah, Pelajar Terus Menyuarakan Keberagaman dan Toleransi

Pelajar Indonesia terpanggil untuk menguatkan sikap toleransi pada keberagaman. Keberpihakan pada pluralisme terus disuarakan pelajar dengan berkolaborasi dan berjejaring.

Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
· 1 menit baca
Komunitas perajut yang tergabung dalam RajutKejut pawai sembari membawa hasil rajutan bertuliskan "Merajut Keberagaman" di area bebas kendaraan Jalan Sudirman, Jakarta,  21 April 2019. Kegiatan ini sebagai bentuk ajakan kepada semua komponen bangsa untuk kembali bersatu dalam keberagaman setelah usai gelaran pemilu.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Komunitas perajut yang tergabung dalam RajutKejut pawai sembari membawa hasil rajutan bertuliskan "Merajut Keberagaman" di area bebas kendaraan Jalan Sudirman, Jakarta, 21 April 2019. Kegiatan ini sebagai bentuk ajakan kepada semua komponen bangsa untuk kembali bersatu dalam keberagaman setelah usai gelaran pemilu.

Siswa SMA Al-Izhar Pondok Labu dan SMA Kolese Kanisius Jakarta, sejak tahun 2017 lewat Ragamuda terus menyuarakan keberagaman dan toleransi. Kebersamaan para pelajar dari dua institusi pendidikan berlatar belakang agama berbeda ini kian kokoh menunjukkan: keberagaman bukan beban tetapi keuntungan bagi identitas Indonesia di mata dunia.

Keragaman Indonesia yang justru memberi keuntungan pada munculnya banyak pemikiran, ide, dan gagasan dengan tetap saling menghargai dan toleransi itu semakin dikokohkan lewat diskusi bersama dari para pelajar SMA. Hal ini tidak lagi hanya didengungkan dari Jakarta, tetapi meluas ke Bogor, Papua, Padang, Bali, Yogyakarta, dan Maluku Utara melalui diskusi Ciptakarsa alias Cinta Perbedaan Karsa Persatuan Indonesia yang digelar secara daring dan luring yang berpusat di SMA Al-Izhar Pondok Labu, di Jakarta, Selasa (13/12/2022). Dalam kesempatan itu, para siswa saling bertukar pikiran tentang pandangan mereka mengenai arti keberagaman, politik identitas, kelompok mayoritas–minoritas, jender, serta sikap untuk mampu mengatakan tidak pada radikalisme dan intoleransi.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan