logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊPengembangan Pertanian Organik...
Iklan

Pengembangan Pertanian Organik Terkendala

Pengembangan pertanian organik yang berkelanjutan terus menemui masalah. Padahal, pertanian organik berkontribusi pada ketahanan pangan dan pelestarian lingkungan.

Oleh
HIDAYAT SALAM
Β· 1 menit baca
Suripto (65) memanen jagung yang dibudidayakan dengan pupuk organik di Desa Dalangan, Tulung, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (15/8/2019). Sebagian petani menggunakan pupuk organik, antara lain, untuk meningkatkan harga jual dan kualitas hasil panen.
FERGANATA INDRA RIATMOKO

Suripto (65) memanen jagung yang dibudidayakan dengan pupuk organik di Desa Dalangan, Tulung, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (15/8/2019). Sebagian petani menggunakan pupuk organik, antara lain, untuk meningkatkan harga jual dan kualitas hasil panen.

JAKARTA, KOMPAS β€” Petani organik masih kesulitan mengembangkan pertaniannya meski potensi hasil tani organik besar seiring meningkatnya kesadaran hidup sehat. Sejumlah kendala yang muncul ialah tanah yang butuh perawatan lama, belum adanya insentif harga memadai untuk produsen produk pertanian organik, tersumbatnya pemasaran hasil tani organik, dan permodalan yang belum menyentuh semua petani.

Direktur Aliansi Organis Indonesia (AOI) Pius Mulyono mengatakan, petani organik semestinya mendapat insentif dari pemerintah. Sebab, selain memperbaiki mutu lingkungan, perluasan sistem pertanian organik bisa mengurangi beban anggaran subsidi pupuk.

Editor:
ADHITYA RAMADHAN
Bagikan