logo Kompas.id
HumanioraPengajar Sejarah Kunci...
Iklan

Pengajar Sejarah Kunci Rekonstruksi Memori Kolektif Sriwijaya

Pengajar atau peneliti sejarah Sumatera Selatan menjadi kunci untuk merekonstruksi memori kolektif masyarakat tentang Sriwijaya. Dari tradisi setempat, sejarah Sriwijaya justru terbenam oleh kekaguman terhadap Majapahit.

Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
· 1 menit baca
Wisatawan mengunjungi Pameran Jalur Rempah Kedatuan Sriwijaya, The Great Maritime Empire di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, awal November 2017.
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO

Wisatawan mengunjungi Pameran Jalur Rempah Kedatuan Sriwijaya, The Great Maritime Empire di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, awal November 2017.

JAKARTA, KOMPAS — Pengajar ataupun peneliti sejarah Sumatera Selatan merupakan kunci untuk merekonstruksi memori kolektif masyarakat setempat mengenai Kedatuan Sriwijaya. Merujuk catatan historiografi tradisional di Sumsel, seperti kisah di atas lontar atau cerita tutur, sejarah Sriwijaya nyaris terlupakan karena terbenam kekaguman terhadap Majapahit. Padahal, Sriwijaya memiliki bukti nyata muncul, eksis, dan berjaya di Sumsel.

”Sejarah lisan atau sumber sejarah lisan itu ada masanya. Para sejarawan merekonstruksi sejarah Sriwijaya bukan dari sumber lisan, melainkan dari catatan perjalanan asing, dari Timur Tengah dan China. Sekarang, tugas universitas atau sekolah adalah memancing masyarakat membaca hasil penelitian itu untuk membentuk pemahaman baru,” ujar dosen sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sriwijaya (Unsri), Helen Susanti, dalam ”Kajian dan Pelatihan, Sejarah dan Tradisi Lisan Sumsel oleh Laboratorium Pendidikan Sejarah, FKIP Unsri” secara daring, Rabu (7/12/2022).

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan