logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊPesan Konservasi dari Tongke...
Iklan

Pesan Konservasi dari Tongke Lima

Kawasan Tongke Lima di Kabupaten Alor, NTT, memberikan pesan terkait dengan dampak konservasi bagi lingkungan dan ekonomi masyarakat. Wilayah lain diharapkan dapat melakukan hal serupa demi menjaga alam tetap lestari.

Oleh
PRADIPTA PANDU
Β· 1 menit baca
Seorang anak bermain dengan latar belakang kawasan Tongke Lima, Kampung Seieng, Desa Aimoli, Alor Barat Laut, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (26/11/2022). Tongke Lima merupakan kawasan dengan ciri khas lima mangrove yang tumbuh di tengah pantai dan tengah dikembangkan sebagai ekowisata oleh masyarakat lokal.
KOMPAS/PRADIPTA PANDU

Seorang anak bermain dengan latar belakang kawasan Tongke Lima, Kampung Seieng, Desa Aimoli, Alor Barat Laut, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (26/11/2022). Tongke Lima merupakan kawasan dengan ciri khas lima mangrove yang tumbuh di tengah pantai dan tengah dikembangkan sebagai ekowisata oleh masyarakat lokal.

Sebanyak 13 orang dari suku Aboic berdiri berjajar sembari merangkul tangan untuk menyambut para tamu yang baru hadir di kawasan Tongke Lima, Kampung Seieng, Desa Aimoli, Alor Barat Laut, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (26/11/2022). Dengan diiringi lantunan lagu daerah, mereka kemudian secara serentak melakukan tarian Holeng-holeng yang memiliki filosofi tentang nilai persatuan atau solidaritas yang tinggi antarsesama.

Dalam bahasa Alor dan beberapa daerah di Indonesia timur lainnya, tongke adalah sebutan untuk mangrove. Tongke Lima di Seieng merupakan kawasan ekosistem dengan ciri khas lima mangrove yang berdiri kokoh di tengah pantai. Ekosistem ini sekaligus masuk dalam Kawasan Konservasi Perairan Daerah-Suaka Alam Perairan (KKPD-SAP) Selat Pantar dan Laut Sekitarnya seluas lebih dari 276.000 hektar.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan