logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊAntisipasi Bahaya Kolateral di...
Iklan

Antisipasi Bahaya Kolateral di Tahun 2023

Bencana akibat krisis iklim yang berpadu dengan bencana geologi perlu kita waspadai. Kedisiplinan dalam tata ruang dan infrastruktur sudah saatnya dijalankan.

Oleh
AHMAD ARIF
Β· 1 menit baca
Warga melintasi reruntuhan rumah di RW 003 Kampung Sarampad, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Minggu (27/11/2022). Situasi permukiman warga wilayah ini hampir seluruhnya mengalami rusak berat dan tidak bisa diperbaiki kembali. Kerusakan ini dipicu gempa M 5,6 yang berpusat di darat.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Warga melintasi reruntuhan rumah di RW 003 Kampung Sarampad, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Minggu (27/11/2022). Situasi permukiman warga wilayah ini hampir seluruhnya mengalami rusak berat dan tidak bisa diperbaiki kembali. Kerusakan ini dipicu gempa M 5,6 yang berpusat di darat.

Bencana terkait iklim yang terus menguat, baik intensitas maupun frekuensinya, bakal menjadi tantangan terbesar yang harus dihadapi di tahun-tahun mendatang. Meskipun demikian, bencana terkait geologi yang bisa melanda sewaktu-waktu berisiko menjadi disrupsi besar dan memundurkan gerak pembangunan.

Fenomena La Nina yang sudah berlangsung selama tiga tahun terakhir diperkirakan menurun sejak Desember 2022 sebelum meluruh pada Februari 2023. Hal ini akan menghadirkan musim hujan dan kemarau yang relatif normal di sepanjang 2023.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan