logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊKecepatan Pemberian Penawar...
Iklan

Kecepatan Pemberian Penawar Berpengaruh

Sejak pemerintah mendistribusikan obat penawar atau antidotum fomepizole, angka kematian dan kasus gangguan ginjal akut pada anak menurun. Kecepatan pemberian penawar tersebut berpengaruh pada efektivitas fomepizole.

Oleh
RIVALDO ARNOLD BELEKUBUN
Β· 1 menit baca
Petugas memindahkan bahan baku obat sirop <i>propylene glycol</i> yang disita Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Medan, Sumatera Utara, Senin (31/10/2022). Bahan baku itu disita dari PT Universal Pharmaceutical Industries yang memproduksi obat Unibebi yang mengandung cemaran etilen glikol dan dietilen glikol melebihi ambang batas. Cemaran diduga menjadi penyebab gangguan ginjal akut atipikal pada anak.
KOMPAS/NIKSON SINAGA

Petugas memindahkan bahan baku obat sirop propylene glycol yang disita Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Medan, Sumatera Utara, Senin (31/10/2022). Bahan baku itu disita dari PT Universal Pharmaceutical Industries yang memproduksi obat Unibebi yang mengandung cemaran etilen glikol dan dietilen glikol melebihi ambang batas. Cemaran diduga menjadi penyebab gangguan ginjal akut atipikal pada anak.

JAKARTA, KOMPAS β€” Pendistribusian obat penawar atau antidotum fomepizole berhasil menurunkan angka kematian dan kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal pada anak. Obat penawar ini akan efektif apabila diberikan lebih cepat ketika anak keracunan etilen glikol atau dietilen glikol. Orangtua tetap diimbau untuk segera membawa anak ke rumah sakit yang memiliki antidotum apabila menunjukkan gejala.

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso, Minggu (6/11/2022), mengatakan, kunci utama keefektifan fomepizole yaitu kecepatan pemberian penawar pada anak ketika terpapar obat sirop yang mengandung kontaminasi etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG). Ia mengatakan, sebaiknya pemberian fomepizole kurang dari enam jam pasca-keracunan EG atau DEG.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan