logo Kompas.id
HumanioraBanyak Pekerjaan Rumah untuk...
Iklan

Banyak Pekerjaan Rumah untuk Mencapai FOLU ”Net Sink” 2030

Progres menuju FOLU ”net sink” 2030 oleh KLHK masih terkendala sejumlah masalah. Beberapa di antaranya adalah regulasi, keterlibatan masyarakat, dan transparansi.

Oleh
Ayu Nurfaizah
· 1 menit baca
Rusi Siruadi (49) menunjukkan lahan yang akan dikelola di dalam hutan kemasyarakatan Kibuk, Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, Kamis (21/7/2022). Kawasan ini sempat gundul dan akan dihijaukan dengan skema pertanian intensifikasi lahan yang menggabungkan komoditas kopi arabika, sayur-mayur, dan tanaman naungan.
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI

Rusi Siruadi (49) menunjukkan lahan yang akan dikelola di dalam hutan kemasyarakatan Kibuk, Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, Kamis (21/7/2022). Kawasan ini sempat gundul dan akan dihijaukan dengan skema pertanian intensifikasi lahan yang menggabungkan komoditas kopi arabika, sayur-mayur, dan tanaman naungan.

JAKARTA, KOMPAS — Optimisme Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK dalam menurunkan emisi gas rumah kaca pada sektor kehutanan dan penggunaan lahan atau forestry and other land use pada 2030 perlu dibarengi dengan ide yang realistis. Sebab, pada tataran lokal, masih ada beberapa hal yang menghambat implementasinya, seperti masalah regulasi dan tidak adanya keterlibatan masyarakat dalam pengambilan kebijakan.

Profesor kebijakan kehutanan IPB University, Hariadi Kartodihardjo, Senin (24/10/2022), di Jakarta, menjelaskan, upaya mengurangi emisi karbon pada sektor forestry and other land use (FOLU) dan mengubahnya menjadi net sink pada 2030 masih akan terhambat beberapa hal. Net sink merupakan kondisi ketika angka serapan karbon lebih tinggi daripada emisi yang dihasilkan. Pemerintah menargetkan pengurangan emisi karbon dari FOLU net sink 2030 sebesar 17 persen dari 31,89 persen dalam Nationally Determined Contributions (NDC) tahap awal pada 2030.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan