Kesehatan Anak
Sanitasi Sekolah Didorong Lebih Inklusif
Dalam penyediaan jamban inklusif diperlukan sejumlah fasilitas, di antaranya kloset duduk, pegangan tangan, dan tempat sampah. Toilet perempuan dilengkapi dengan pembalut, gantungan pakaian, dan kantong plastik.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2020%2F12%2F15%2Fdfe80fad-2d8b-4eee-9dfd-ac1f13fc8535_jpg.jpg)
Salah satu model toilet sekolah yang dibangun dengan harga Rp 198,5 juta di SDN Karangraharja 02, Cikarang Utara, Selasa (15/12/2020).
JAKARTA, KOMPAS — Akses sanitasi memadai sangat penting untuk mendukung lingkungan sekolah yang sehat. Sanitasi sekolah didorong lebih inklusif sehingga ramah digunakan, termasuk bagi penyandang disabilitas dan perempuan.
Akses sanitasi sekolah mendesak untuk diperbaiki. Berdasarkan data profil sanitasi sekolah pada 2022, terdapat 293.086 sekolah tidak punya akses terhadap layanan air minum, sanitasi, dan kebersihan dasar. Bahkan, masih banyak ditemukan toilet laki-laki dan perempuan yang tidak dipisahkan.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 5 dengan judul "Sanitasi Sekolah Didorong Lebih Inklusif".
Baca Epaper Kompas