logo Kompas.id
HumanioraMama Sumba Menenun Harapan di ...
Iklan

Mama Sumba Menenun Harapan di G20 Bali

Kain tenun Sumba sudah terkenal. Namun, nasib perajin kain tenun di Sumba masih jauh dari sejahtera. Penjualan tenun ikat masih terbatas. Padahal pembuatannya memakan waktu berbulan-bulan.

Oleh
SONYA HELLEN SINOMBOR
· 1 menit baca
Di tengah penyelenggaraan G20 Ministerial Conference on Women’s Empowerment (G20 MCWE), juga digelar pameran yang menampilkan karya para perempuan perajin dari beberapa daerah. Hadir para perempuan perajin tenun ikat seperti Carolina Konda Ngguna (51)  dari Desa Mbatakapidu, Kota Waingapu, Sumba Timur, NTT. Ia tergabung dalam Sekolah Tenun Berbasis Masyarakat yang beranggotakan mama-mama petenun.
KOMPAS/SONYA HELLEN SINOMBOR

Di tengah penyelenggaraan G20 Ministerial Conference on Women’s Empowerment (G20 MCWE), juga digelar pameran yang menampilkan karya para perempuan perajin dari beberapa daerah. Hadir para perempuan perajin tenun ikat seperti Carolina Konda Ngguna (51) dari Desa Mbatakapidu, Kota Waingapu, Sumba Timur, NTT. Ia tergabung dalam Sekolah Tenun Berbasis Masyarakat yang beranggotakan mama-mama petenun.

Puluhan lembar kain tenun ikat dari Sumba dengan berbagai motif ditampilkan dalam pameran disela-sela Konferensi Tingkat Menteri G20 tentang Pemberdayaan Perempuan (MCWE), di Nusa Dua, Bali, pada 24-25 Agustus 2022. Tak hanya indah, kain tenun ikat mereka seolah berisi harapan para perempuan Sumba.

Tak hanya menampilkan kain tenun ikat, pameran itu juga menghadirkan petenun beserta peralatan tenunnya. Perajin tenun itu Carolina Konda Ngguna (51) dan Ednan Ngalla Pulungtana (23) dari Desa Mbatakapidu, Waingapu, Sumba Timur, NTT. Hadir di pameran bertaraf internasional merupakan “kesempatan langka” bagi keduanya.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan