MONOLOG
Memanggungkan Kisah-kisah di Tepian Sejarah
Tak sedikit tokoh sejarah yang tersisih dari panggung sejarah. Meski ditulis oleh para pemenang, sejarah selalu menemukan jalan menemui siapa saja yang mau mencari kisah pergulatan bangsanya.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F04%2F30%2F1254bb7f-a727-4014-b962-80de04c4f72a_jpg.jpg)
Pementasan monolog Panggil Aku Gombloh di Gedung Kesenian Jakarta. Jakarta, Rabu (27/4/2022). Monolog ini merupakan bagian dari seri monolog Di Tepi Sejarah. Pentas ini menceritakan tentang Gombloh, penyanyi legendaris asal Surabaya yang memiliki jiwa nasionalisme.
Panggung sejarah kerap silau dengan nama-nama besar. Padahal, kiprah tokoh-tokoh lain dalam pergolakan masa lalu juga tak kalah penting. Kisah orang-orang di tepi sejarah itu dipanggungkan dalam serial monolog dan ditayangkan secara daring agar tidak redup di era kekinian.
Nama Emiria Soenassa (1895-1964) mungkin masih asing di telinga sebagian orang Indonesia. Referensi tentangnya juga tak banyak. Ia misterius. Namun, kehadirannya dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 1949 menjadi catatan penting sehingga namanya tak pantas dilupakan.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 10 dengan judul "Panggung bagi Sosok di Tepian Sejarah".
Baca Epaper Kompas