logo Kompas.id
›
Humaniora›Monolog Menjadi Medium...
Iklan

Monolog Menjadi Medium Alternatif Mengenalkan Sejarah

Kekayaan sejarah bangsa perlu dikenalkan kepada generasi muda dengan beragam cara. Pementasan monolog yang ditayangkan secara daring diharapkan menjadi medium alternatif dalam mengenalkan sejarah.

Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
· 1 menit baca
Pementasan monolog Panggil Aku Gombloh di Gedung Kesenian Jakarta,  Rabu (27/4/2022). Monolog ini merupakan bagian dari seri monolog <i>Di Tepi Sejarah</i>. Pentas ini menceritakan tentang Gombloh, penyanyi legendaris asal Surabaya yang memiliki jiwa nasionalisme.
KOMPAS/RIZA FATHONI

Pementasan monolog Panggil Aku Gombloh di Gedung Kesenian Jakarta, Rabu (27/4/2022). Monolog ini merupakan bagian dari seri monolog Di Tepi Sejarah. Pentas ini menceritakan tentang Gombloh, penyanyi legendaris asal Surabaya yang memiliki jiwa nasionalisme.

JAKARTA, KOMPAS — Kekayaan sejarah bangsa perlu dikenalkan kepada generasi muda dengan beragam cara. Pementasan monolog yang ditayangkan secara daring diharapkan menjadi medium alternatif dalam mengenalkan sejarah.

Riwayat lima figur sejarah dalam serial monolog Di Tepi Sejarah produksi Titimangsa dan Kawan Kawan Media akan ditayangkan secara daring pada 17-31 Agustus 2022. Kelima figur itu adalah Sjafruddin Prawiranegara, Kassian Cephas, Gombloh, Ismail Marzuki, dan Emiria Soenassa.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan