logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊKongres Kebudayaan Batak Toba ...
Iklan

Kongres Kebudayaan Batak Toba yang Pertama Segera Digelar

Upaya menggelorakan kembali minat generasi muda terhadap budaya Batak diwujudkan dengan menggelar Kongres Kebudayaan Batak Toba yang pertama kalinya. Kebudayaan Batak harus dirawat agar tidak tergerus kemajuan zaman.

Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
Β· 1 menit baca
Sendratari Warna Danau garapan sutradara Thompson Hutasoit dipentaskan di Gedung Kesenian Jakarta, Rabu (17/11/2021). Karya berdurasi 1 jam 30 menit ini menuturkan kehidupan seni tradisi yang ada di empat puak atau kelompok sosial di sekitar Danau Toba, meliputi puak Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, dan Batak Pakpak. Pementasan untuk mendukung wisata Danau Toba yang disebut pemerintah sebagai salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas dengan sejumlah Warisan Budaya Tak Benda berupa seni tradisi masyarakat setempat.
KOMPAS/NAWA TUNGGAL

Sendratari Warna Danau garapan sutradara Thompson Hutasoit dipentaskan di Gedung Kesenian Jakarta, Rabu (17/11/2021). Karya berdurasi 1 jam 30 menit ini menuturkan kehidupan seni tradisi yang ada di empat puak atau kelompok sosial di sekitar Danau Toba, meliputi puak Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, dan Batak Pakpak. Pementasan untuk mendukung wisata Danau Toba yang disebut pemerintah sebagai salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas dengan sejumlah Warisan Budaya Tak Benda berupa seni tradisi masyarakat setempat.

JAKARTA, KOMPAS – Kebudayaan Batak harus dirawat agar tidak tergerus kemajuan zaman. Untuk itu, para intelektual dan pegiat budaya Batak di dalam dan luar negeri bakal menggelar kongres kebudayaan pertama yang berfokus pada kebudayaan Batak Toba. Diharapkan, nantinya kongres ini dilanjutkan dengan kongres-kongres kebudayaan yang fokus pada puak-puak Batak lainnya seperti Simalungun, Angkola/Mandailing, Karo dan Pakpak.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan