logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊMembangun Ekosistem Riset...
Iklan

Membangun Ekosistem Riset Butuh Waktu Panjang

Peleburan lembaga riset di bawah kementerian ke dalam BRIN diyakini tidak akan mudah. Ekosistem penelitian yang kuat tidak bisa dibangun secara instan, tetapi membutuhkan waktu puluhan tahun.

Oleh
PRADIPTA PANDU MUSTIKA
Β· 1 menit baca
ECVT atau Electrical Capacitance Volume Tomography, alat untuk mendeteksi gangguan pada otak, ditampilkan dalam pameran hasil-hasil penelitian dan pengembangan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) dan Lemlitbang di Jakarta, Selasa (6/12).
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

ECVT atau Electrical Capacitance Volume Tomography, alat untuk mendeteksi gangguan pada otak, ditampilkan dalam pameran hasil-hasil penelitian dan pengembangan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) dan Lemlitbang di Jakarta, Selasa (6/12).

JAKARTA, KOMPAS β€” Seluruh lembaga riset di bawah naungan sejumlah kementerian kini mulai terintegrasi ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN. Proses integrasi dan transisi ini diyakini tidak akan mudah karena ekosistem riset yang kuat tidak terbentuk secara instan, tetapi membutuhkan waktu puluhan tahun.

Salah satu lembaga riset yang mulai diintegrasikan ke dalam BRIN adalah Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) yang merupakan lembaga di bawah naungan Kementerian Pertanian. Pada Juli lalu, sebanyak 1.300 peneliti Balitbangtan, kecuali profesor riset, sudah dilantik menjadi pegawai BRIN.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan