Iklan
Nasionalisme Tabrani Relevan Diaktualisasikan
Tabrani yang berlatar belakang jurnalis, tetap getol pada gagasannya hingga kemudian butir ketiga Sumpah Pemuda berbunyi “menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah keterbelahan masyarakat akibat perbedaaan pilihan politik dan disrupsi digital, pemikiran Mohammad Tabrani Soerjowitjirto (1904-1984) dipandang relevan untuk diaktualisasikan. Tokoh pergerakan nasional itu mencetuskan ide bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan menjelang Sumpah Pemuda 1928.
Meski ditentang oleh tokoh pergerakan lainnya, Tabrani yang berlatar belakang jurnalis, tetap getol pada gagasannya hingga kemudian butir ketiga sumpah pemuda berbunyi “menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”