Iklan
”Kincia Aia” dan Kegelisahan Sang Pemburu Suara
Komposer Rani Jambak menjadikan kincir air Minangkabau yang nyaris punah sebagai media eksplorasi musik sekaligus media menyuarakan kegelisahan terhadap kondisi alam.
Kincia aia atau kincir air menjadi teknologi multifungsi di Minangkabau sejak ratusan tahun silam. Saat keberadaan kincia di ambang kepunahan, Rani Jambak, komposer berdarah Minang, menjadikannya sebagai inspirasi dalam mengeksplorasi musik sekaligus media menyuarakan kegelisahan terhadap kondisi alam.
Di ruang sempit berlatar hitam dengan sorotan cahaya warna-warni, replika kincir air berjari-jari sekitar 1 meter berputar searah jarum jam. Instalasi itu terhubung pada dua deret perangkat alu-alu di depan kiri dan kanan dengan masing-masing lima alu (penumbuk).