logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊTranspuan, Penjaga Peradaban
Iklan

Transpuan, Penjaga Peradaban

Sejumlah suku di Nusantara sejatinya mampu menerima dan menghargai keberadaan transpuan. Namun, hadirnya nilai dan norma baru membuat peran transpuan itu makin terpinggirkan dan ditinggalkan.

Oleh
MUCHAMAD ZAID WAHYUDI, RENY SRI AYU ARMAN
Β· 1 menit baca
Komunitas bissu bersiap menampilkan tari Sere Bissu Maggiri' di sebuah hajatan pernikahan di Soppeng, Sulawesi Selatan, Minggu (17/7/2022).
RENY SRI AYU ARMAN

Komunitas bissu bersiap menampilkan tari Sere Bissu Maggiri' di sebuah hajatan pernikahan di Soppeng, Sulawesi Selatan, Minggu (17/7/2022).

Transpuan bukanlah hal baru atau pengaruh budaya Barat. Masyarakat Bugis dan Jawa kuno memandang transpuan sebagai penghubung dunia magis, antara alam dewa dan alam manusia. Kini, transpuan justru tersisih. Kuatnya stigmatisasi membuat mereka makin terdiskriminasi. Padahal, mereka adalah benteng penjaga peradaban.

Hari masih pagi, Minggu (17/7/2022). Bissu Ancu yang juga disebut Bissu Angel sudah siap dengan pakaian kebesarannya. Sebagai pemimpin, dia memakai baju bodo panjang hitam yang dipadu dengan celana panjang, sarung, dan passapu (penutup kepala). Riasan wajah tak seberapa tebal. Sejumlah perhiasan pelengkap terpasang, termasuk sebilah keris di perut.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN, ADHITYA RAMADHAN
Bagikan