Kesehatan Anak
Capaian Imunisasi Masih Rendah, Disparitas Terjadi di Daerah
Cakupan imunisasi campak-rubela pada program Bulan Imunisasi Anak Nasional tahap pertama masih rendah. Padahal, program yang dilaksanakan pada provinsi di luar Jawa dan Bali ini akan segera berakhir.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2020%2F10%2F15%2F4c0008c7-409b-4069-b0db-6f8199b9efc2_jpg.jpg)
Siswa saat diimunisasi Measles Rubella (MR) pada hari kedua pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah di SD Negeri Kaliasin V Surabaya, Jawa Timur, Kamis (15/10/2020). Pada 14-31 Oktober petugas puskesmas di "Kota Pahlawan" secara serentak akan berkeliling di masing-masing sekolah sesuai pembagian wilayah. Adapun jenis imunisasi yang diberikan adalah MR dan Human Papiloma Virus (HPV) khusus Oktober, dengan jumlah sasaran mencapai 43.688 anak.
JAKARTA, KOMPAS — Sepekan menjelang berakhirnya program Bulan Imunisasi Anak Nasional atau BIAN untuk provinsi di luar Jawa-Bali, capaian imunisasi tambahan campak-rubela baru 46 persen. Itu artinya kekebalan komunitas yang diharapkan bisa melindungi anak-anak dari ancaman penyakit berbahaya sulit terwujud.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu, dihubungi di Jakarta, Jumat (22/7/2022), mengatakan, cakupan imunisasi selama pelaksanaan BIAN pada provinsi di luar Jawa-Bali cukup rendah. Padahal, target cakupan imunisasi pada program tersebut sebesar 95 persen dengan sasaran 27 juta anak.