logo Kompas.id
β€Ί
Humanioraβ€ΊJembatan Bambu Penyambung...
Iklan

Jembatan Bambu Penyambung Kekerabatan Antaranak Suku

Laju kemajuan zaman tak membuat warga adat Wolowea tergiur mengganti jembatan bambu di kampungnya. Meski hanya benda mati, pembuatan jembatan sarat dengan nilai gotong royong dan kekerabatan yang berarti bagi kehidupan.

Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
Β· 1 menit baca
Sejumlah warga melintasi jembatan bambu di Desa Wolowea, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, Rabu (22/6/2022). Jembatan itu dibangun tanpa memakai paku, tetapi menggunakan pasak dan ijuk sebagai pengikat.
KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA

Sejumlah warga melintasi jembatan bambu di Desa Wolowea, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, Rabu (22/6/2022). Jembatan itu dibangun tanpa memakai paku, tetapi menggunakan pasak dan ijuk sebagai pengikat.

Empat jembatan bambu di Kampung Wolowea, Kabupaten Nagekeo, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, bukan sekadar penghubung untuk mendukung mobilitas warga. Jembatan yang dibangun tanpa paku itu juga menjadi simbol penyambung kekerabatan antaranak suku Wolowea yang diwariskan turun-temurun.

Jembatan bambu sepanjang 30 meter membentang di atas sungai yang membelah hutan bambu di Kampung Wolowea, Rabu (22/6/2022). Tanpa menggunakan fondasi semen, jembatan itu bertumpu pada delapan pilar batang bambu setinggi 15 meter.

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan